BIREUEN — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan peninjauan langsung terhadap pembangunan jembatan bailey di Kabupaten Bireuen, Aceh, pada Minggu (7/12/2025). Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk respons cepat pemerintah pusat dalam memastikan pemulihan infrastruktur di daerah terdampak bencana berjalan sesuai target.
Berdasarkan pantauan di lokasi, Presiden Prabowo tiba di Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen sekitar pukul 11.46 WIB. Jembatan bailey yang tengah dibangun terlihat masih dalam tahap pemasangan, dengan kerangka besi dan struktur beton yang sudah terpasang sebagian di atas aliran Sungai Teupin Mane. Di sekitar lokasi, tampak sejumlah alat berat yang terus beroperasi untuk mempercepat proses pengerjaan.
Prabowo tampak turun langsung ke tepi sungai untuk mengecek progres pembangunan jembatan. Dalam kunjungannya itu, Presiden didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo serta Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem. Mereka meninjau kondisi lapangan sekaligus berdialog dengan para petugas dan pekerja proyek di lokasi.
Diketahui, terdapat dua unit jembatan bailey yang tengah dipasang di kawasan Sungai Teupin Mane. Titik ini merupakan salah satu jalur darat paling vital yang menghubungkan Kota Medan dengan Banda Aceh dan beberapa kabupaten/kota lainnya di Provinsi Aceh. Pemerintah menargetkan jembatan tersebut sudah dapat difungsikan dalam waktu 2 hingga 3 hari ke depan agar mobilitas masyarakat dan distribusi logistik kembali normal.
Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, menjelaskan bahwa jalur tersebut memiliki peran strategis dalam pergerakan barang dan orang antarwilayah. Jembatan bailey yang dipasang memiliki bobot sekitar 50 ton dan dirancang sebagai jembatan sementara. Meski demikian, jembatan ini juga dapat difungsikan sebagai solusi semi permanen dalam kondisi darurat.
Kerusakan infrastruktur di kawasan Sungai Teupin Mane terjadi akibat meluapnya aliran sungai yang menyebabkan pelebaran sungai secara signifikan. Lebar sungai yang semula sekitar 100 meter kini melebar hingga mencapai 180 meter. Kondisi tersebut membuat jembatan utama sebelumnya tidak dapat difungsikan dan memutus akses transportasi.
Pemerintah pusat memastikan bahwa percepatan pembangunan jembatan ini menjadi prioritas utama demi menjaga kelancaran arus logistik, kebutuhan pokok masyarakat, serta aktivitas ekonomi warga di wilayah Aceh dan sekitarnya. Prabowo dalam kesempatan itu menegaskan pentingnya kerja cepat, tepat, dan berkualitas agar jembatan dapat segera digunakan tanpa mengesampingkan aspek keselamatan.
Dengan pemasangan dua unit jembatan bailey ini, diharapkan akses darat antara Medan dan Banda Aceh dapat segera pulih, sehingga distribusi bantuan dan mobilitas masyarakat tidak lagi terhambat akibat bencana.
(Red.EH)
0 Comments